Bagi Masyarakat Bungku Kab. Morowali Sulawesi Tengah dan sekitarnya,
menyantap Dunui merupakan tradisi kuliner turun temurun, Dinui dari kata
“Dui” dalam bahasa bungku yang berarti Sumpit atau lidi atau batang
kecil yang berbentuk panjang, diambilnya kata Dui dalam perbendaharaan
kuliner ini, karena masakan khas dunui biasanya disajikan ke piring dengan menggunakan “Dui” diputar-putar dan disajikan dipiring yang sebelumnya telah diisi dengan kuah (pe'ea) sayur atau ikan .
Di banyak daerah makanan sejenis ini memiliki nama yang berbeda beda,
di Papua dan Maluku orang mengenalnya sebagai Papeda, di Luwuk Sulawesi Selatan,
orang mengenalnya dengan nama Kapurung, di Bungku sendiri makanan khas
ini menjadi santapan spesial, apalagi jika ada keluarga atau teman yang dari jauh
datang, maka dunui menjadi simbol makanan penyambutan, atau
moment-moment kekeluargaan lainnya.
Akhir-akhir ini dunui kurang begitu di populerkan dalam ranah kuliner
masyarakat Bungku, ibu-ibu PKK dari Bungku dan sekitarnya, kurang
mensosialisasikan makanan khas ini, agar dikenal secara nasional dan
internasional, padahal pohon sagu di daerah ini betebaran sepanjang
garis dataran Bungku.
Sekedar Informasi bahwa makanan khas Dunui terbuat dari tepung sagu atau di Bungku di sebut Rombia. Biasanya Dunui diolah dari tepung sagu segar maupun sagu kering, namun pilihan terbaik adalah sagu segar, mengingat teksturnya yang masih lembut.
Mengolah sagu menjadi dunui perlu keterampilan khusus, banyak orang
yang mencoba membuatnya, akan tetapi biasanya Dunuinya menjadi terlalu
lembek, proporsi air panas dan sagunya harus sesuai, bahkan temperatur
air panasnya juga harus disesuaikan, bisa jadi Dunuinya akan “lore”
istilah masyarakat bungku bagi dunui yang terlalu encer dan sangat
panas.
Makanan khas dunui akan lebih mantap disantap disiang hari, apalagi dicampur dengan ikan kuah kuning dan sayur daun singkong. (sumber : http://cerminpikiran.blogspot.com/2010/10/dunui-makanan-khas-masyarakat-bungku.htm
"Mboo kato pongkaa dunui, Sanaa mate" (mari kita makan dunui, enak sekali) hehehehe....
Manasa teha...pe'eano ika lapu linala...tepehafaki akumo da'a le iniangku Mendui........
BalasHapusManasa teha...pe'eano ika lapu linala...tepehafaki akumo da'a le iniangku Mendui........
BalasHapuscuma dinui makanan khas daerah bungku gk ada yg lain
BalasHapus